lbh-apik.or.id – Penolakan Israel terhadap usulan gencatan senjata, meskipun Hamas setuju, berasal dari beberapa faktor. Israel menolak kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas karena merasa persyaratan yang diajukan oleh Hamas tidak sejalan dengan kesepakatan sebelumnya yang dimediasi oleh Mesir. Israel mencurigai adanya klausa tambahan dalam usulan Hamas, terutama mengenai waktu dan cara mengakhiri konflik yang sedang berlangsung. Hamas menuntut akhir yang segera dari pertempuran, yang ditolak oleh Israel, yang bersikeras untuk melanjutkan pertempuran bahkan setelah potensi kesepakatan untuk mencapai tujuan mereka dalam mengambil sandera dan membongkar kemampuan militer Hamas.
” Baca Juga: Pernyataan Djarot Saiful tentang Keterbukaan Persaingan Pilkada “
Sikap Netanyahu dan Opini Publik
Karier politik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sangat tergantung pada kelanjutan konflik Gaza. Menerima gencatan senjata permanen akan berpotensi mengakibatkan runtuhnya koalisi pemerintahan dan pemecatan Netanyahu, serta memicu pemilihan umum. Beberapa menterinya bahkan mengancam akan keluar dan menggulingkan koalisi Netanyahu jika Israel menerima kesepakatan dan gencatan senjata. Karena itu, Israel menolak kesepakatan tersebut, memilih untuk terus melanjutkan operasi militer di Rafah sebagai bagian dari strategi mereka untuk memuaskan opini publik yang mayoritas mendukung invasi ke Rafah.
Dampak dan Tindakan Selanjutnya
ada juga faktor-faktor strategis yang mempengaruhi keputusan Israel. Operasi militer di Rafah, yang merupakan bagian dari strategi Israel untuk melemahkan Hamas dan mengambil alih kontrol atas Gaza. Dianggap sebagai langkah yang diperlukan dalam mengamankan kepentingan keamanan Israel. Melanjutkan operasi militer ini merupakan bagian dari upaya Israel untuk mencapai tujuan mereka dalam mengendalikan situasi di Gaza. Terutama setelah upaya-upaya sebelumnya untuk mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan gagal.
” Baca Juga: Dibongkarnya Industri Tembakau Gorilla di Kota Serang “
Dengan demikian, penolakan mereka terhadap proposal gencatan senjata Hamas adalah hasil dari kombinasi faktor politik, strategis, dan keamanan. Meskipun upaya mediasi terus dilakukan oleh pihak-pihak eksternal, termasuk AS, Mesir, dan Qatar. Untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak, kesulitan yang mendasari konflik ini tidak dapat diselesaikan dengan mudah. Konflik antara Israel dan Hamas tetap menjadi sumber ketegangan yang kompleks di kawasan tersebut. Dengan implikasi yang luas bagi kedua belah pihak dan masyarakat internasional secara keseluruhan.
